Tuesday, 30 June 2015

review jurnal

 RELASI SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001 DAN KINERJA KEUANGAN
 

Oleh: Memed Sueb, Maria Nety Indramayu Keraf
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran, Bandung, Indonesia
Jurnal Dinamika Manajemen
JDM Vol. 3, No. 1, 2012, pp: 69-75

Pendahuluan

Perhatian masyarakat yang semakin besar terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan antara lain dikarenakan timbulnya dampak negatif operasi perusahaan terhadap lingkungan yang semakin tidak dapat ditolelir. Masyarakat menghendaki agar perusahaan lebih menaruh perhatian terhadap kegiatan yang dapat meminimalkan polusi dan menggunakan sumber daya alam secara efektif dan efisien (Schaltegger & Synnestvedt, 2002), karena konsumen saat ini tidak hanya berfokus pada harga, kualitas dan pelayanan saja, namun juga terhadap kegiatan bisnis perusahaan. Masyarakat juga memiliki perhatian pada bagaimana perusahaan memperlakukan karyawannya, apakah perusahaan yang berinvestasi di tengah masyarakat, telah memperhatikan masyarakat yang berada di sekitarnya, dan apakah perusahaan peduli terhadap lingkungan sehingga memiliki stabilitas untuk keberlanjutannya (Nishitani, 2009).

International Organisation for Standardization telah mengembangkan suatu standar internasional tentang lingkungan, yaitu Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001 yang telah diadopsi oleh berbagai industri di dunia. SML ISO 14001 terdiri dari lima elemen utama yaitu: 1) kebijakan lingkungan; 2) perencanaan lingkungan; 3) pelaksanaan dan pengoperasian; 4) tindakan pemeriksaan dan perbaikan; serta 5) pengkajian manajemen (Badan Standarisasi Nasional, 2011).

Keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh dari SML ISO 14001 antara lain memperbaiki kinerja lingkungan secara keseluruhan, menghasilkan suatu kerangka kerja dalam upaya untuk pencegahan polusi, meningkatkan efisiensi dan penghematan biaya potensial, dan meningkatkan citra perusahaan.

Beberapa penelitian telah berhasil membuktikan bahwa perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi SML ISO 14001 mendapatkan keuntungan seperti peningkatan citra perusahaan (Clements, 1996), perbaikan yang berkelanjutan dan efisiensi biaya manufaktur (Ratnasingam et al., 2009), serta image perusahaan (Haslindan & Fuong, 2010).

Penelitian mengenai relasi kinerja lingkungan dan kinerja keuangan telah banyak dilakukan dan menghasikan temuan yang beragam (Sarumpaet, 2005; Ratnasingam et al., 2009; Haslindan & Fuong, 2010), akan tetapi penelitian yang berupaya khusus mengupas pengaruh kelima prinsip utama SML ISO 14001 terhadap kinerja keuangan belum banyak dilakukan utama dari sudut bagaimana standar tersebut diimplementasikan.

Persyaratan dalam ISO 14001 untuk menginventarisasi aspek lingkungan yang penting, menunjukkan perlunya meningkatkan kesadaran dan kepedulian atas dimensi lingkungan dari kegiatan produk atau jasa (Schaltegger & Synnestvedt, 2002).

Penerapan SML ISO 14001 di dunia semakin meningkat disebabkan oleh perkembangan lingkungan strategis, perubahan tuntutan dan perilaku konsumen yang meliputi trend pasar internasional bagi segala macam produk saat ini yang menurut standar kualitas, trend perkembangan bisnis di masa depan semakin dilengkapi oleh tuntutan dan persyaratan teknikal dari konsumen yang menginginkan produk yang berkualitas dan ramah lingkungan (Atantya, 2005; Shen & Qin, 2011). Keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan dicerminkan dari kinerja yang dicapainya.

Oleh karena itu, manajer akan mempertimbangkan dampak positif dan negatif yang akan terjadi sebagai akibat penerapan suatu kebijakan termaksud penerapan SML ISO 14001.


Metode

Objek penelitian terdiri variabel eksogenus atau variabel penyebab yaitu sistem manajemen lingkungan dan variabel endogenus atau variabel akibat yaitu kinerja keuangan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis kausalitas. Populasi penelitian adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang juga sudah mendapatkan sertifikasi SML ISO 14001 pada tahun 2008 sebanyak sepuluh perusahaan. Cara pengambilan data menggunakan kuesioner yang diberikan kepada penanggung jawab bagian lingkungan di setiap perusahaan guna mengetahui implementasi SML ISO 14001. Hipotesis diuji menggunakan tehnik analisis jalur dengan persamaan sebagai berikut:
Hasil dan Pembahasan

Koefisien jalur dari variabel kebijakan lingkungan terhadap perencanaan lingkungan adalah 0,5671, dengan demikian besarnya bobot pengaruh dari kebijakan lingkungan terhadap perencanaan lingkungan adalah sebesar 0,5671 dengan arah positif, artinya perusahaan industri yang telah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki kebijakan lingkungan yang baik cenderung menghasilkan perencanaan lingkungan yang baik pula.

Tujuan dan sasaran lingkungan adalah cita-cita lingkungan secara menyeluruh yang timbul dari kebijakan lingkungan yang telah ditentukan oleh organisasi itu sendiri untuk mencapai dan dikuantifikasikan bila memungkinkan. Program manajemen lingkungan adalah suatu kerangka kerja dari kegiatan menyeluruh yang digunakan untuk memenuhi kebijakan lingkungan, kesesuaian dengan ketentuan lingkungan dan perbaikan terus menerus.

Koefisian jalur dari variabel perencanaan lingkungan terhadap penerapan dan operasi adalah 0,6870, dengan demikian besarnya bobot pengaruh dari perencanaan lingkungan terhadap penerapan dan operasi adalah sebesar 0,6870 dengan arah positif, artinya perusahaan industri yang telah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki perencanaan lingkungan yang baik cenderung menghasilkan penerapan dan operasi yang lebih baik pula.

Koefisien jalur dari variabel dari penerapan dan operasi terhadap tindakan pemeriksaan dan perbaikan adalah 0,5698, dengan demikian besarnya bobot pengaruh dari penerapan dan operasi terhadap tindakan pemeriksaan dan perbaikan adalah sebesar 0,5698 dengan arah positif. Hal ini berarti, perusahaan industri yang telah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah melakukan penerapan dan operasi dengan baik cenderung menghasilkan tindakan pemeriksaan dan perbaikan yang baik pula.

Koefisien jalur dari variabel tindakan pemeriksaan dan perbaikan terhadap pengkajian manajemen adalah 0,5572, dengan demikian besarnya bobot pengaruh dari tindakan pemeriksaan dan perbaikan terhadap pengkajian manajemen adalah sebesar 0,5572 dengan arah positif. Hal ini berarti perusahaan industri yang telah memperoleh sertifikasi ISO 14001 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah melakukan tindakan pemeriksaan dan perbaikan dengan baik cenderung menghasilkan pengkajian manajemen yang baik pula.
Simpulan dan Saran

Kesimpulan yang dapat ditarik hasil penelitian ini adalah antara elemen sistem manajemen lingkungan yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan dan saling mempengaruhi. Elemen yang mempunyai hubungan paling kuat adalah penerapan dan operasi dan pengkajian manajemen, sedangkan elemen yang mempunyai hubungan paling lemah adalah kebijakan lingkungan dan tindakan pemeriksaan dan perbaikan. Implementasi sistem manajemen lingkungan berpengaruh positif terhadap pencapaian kinerja keuangan pada perusahaan yang sudah memperoleh sertifikat ISO 14001 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 

Penerapan dan operasi merupakan salah satu elemen SML ISO 14001 yang sangat berpengaruh dalam pencapaian kinerja keuangan. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang sudah mendapatkan sertifikasi ISO 14001. Penelitian yang akan datang dapat manambah variabel lain seperti ukuran perusahaan, usia perolehan sertifikasi maupun jenis industri pada objek yang berbeda, yaitu Bursa Efek di Asia Tenggara, Asia maupun Eropa.

No comments:

Post a Comment