ENERGI PANAS BUMI / GEOTHERMAL
Oleh : ARYO YUDHA UTAMA
Energi
geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas)
yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah geothermal berakar
dari bahasa Yunani dimana kata, "geo", berarti bumi dan,
"thermos", berarti panas, menjadi geothermal yang juga sering disebut
panas bumi. Energi panas di inti bumi sebagian besar berasal dari peluruhan
radioaktif dari berbagai mineral di dalam inti bumi.
Energi
geothermal merupakan sumber energi bersih bila dibandingkan dengan bahan bakar
fosil karena sumur geothermal melepaskan sangat sedikit gas rumah kaca yang
terperangkap jauh di dalam inti bumi, ini dapat diabaikan bila dibandingkan
dengan jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil.
Ada
cukup energi geothermal di dalam inti bumi, lebih dari kebutuhan energi dunia
saat ini. Namun, sangat sedikit dari total energi panas bumi yang dimanfaatkan
pada skala global karena dengan teknologi saat ini hanya daerah di dekat
batas-batas tektonik yang menguntungkan untuk dieksploitasi.
Pembangkit listrik geothermal saat ini beroperasi di 24 negara di seluruh dunia, dan negara yang terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi energi panas bumi adalah Amerika Serikat. Pada tahun 2010 Amerika Serikat memiliki 77 pembangkit listrik tenaga panas bumi yang memproduksi lebih dari 3000 MW.
Pembangkit listrik geothermal saat ini beroperasi di 24 negara di seluruh dunia, dan negara yang terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi energi panas bumi adalah Amerika Serikat. Pada tahun 2010 Amerika Serikat memiliki 77 pembangkit listrik tenaga panas bumi yang memproduksi lebih dari 3000 MW.
Amerika
Serikat juga merupakan lokasi bagi kompleks pembangkit listrik tenaga
geothermal terbesar di dunia, terletak di Geysers, California. Namun, Amerika
Serikat hanya memperoleh sekitar 0,3% pasokan listriknya dari pembangkit
listrik panas bumi, bahkan meskipun negara ini merupakan negara terbesar di
dunia dalam hal kapasitas instalasi geothermal.
Energi
geothermal tidak hanya digunakan untuk pembangkit listrik tetapi juga untuk
tujuan pemanasan. Di banyak daerah di seluruh dunia, pemanasan geothermal
adalah cara yang lebih ekonomis untuk memanfaatkan energi panas bumi
dibandingkan dengan pembangkit listrik geotermal.
Energi geothermal tersedia 24-7 dan karenanya tidak memiliki masalah intermitten (tidak kontinyu) seperti energi surya dan angin. Setelah dibangun, pembangkit listrik geothermal membutuhkan biaya pemeliharaan yang relatif rendah, dan tidak memerlukan banyak sumber daya air. Namun, memerlukan biaya modal yang tinggi untuk pengeboran. Pengeboran sumur geothermal menyumbang lebih dari setengah dari biaya modal.
Energi geothermal tersedia 24-7 dan karenanya tidak memiliki masalah intermitten (tidak kontinyu) seperti energi surya dan angin. Setelah dibangun, pembangkit listrik geothermal membutuhkan biaya pemeliharaan yang relatif rendah, dan tidak memerlukan banyak sumber daya air. Namun, memerlukan biaya modal yang tinggi untuk pengeboran. Pengeboran sumur geothermal menyumbang lebih dari setengah dari biaya modal.
Energi
geotehermal memiliki lebih dari cukup potensi untuk memainkan peran penting di
pasar energi global masa depan. Kemajuan teknologi dan iptek harus membantu
membuat biaya modal untuk proyek panas bumi menjadi turun sehingga listrik
tenaga geothermal terjangkau di berbagai area di seluruh dunia.
Bayangkan
pusat Bumi. Bagian ini sangat panas sehingga dapat mencairkan batu dengan cukup
mudah. Nah, bila Anda pergi menuju kerak bumi, suhu akan lebih tinggi dan lebih
tinggi. Menurut perkirakan, untuk kira-kira setiap empat puluh meter (belum
sampai setengah panjang lapangan sepak bola), suhu naik sekitar tiga puluh
empat derajat Fahrenheit. Akibatnya adalah batu-batu yang panas di bawah
permukaan bumi ikut memanaskan air sehingga terjadilah peguapan. Untuk
memanfaatkannya, kemudian dibuat lubang dengan cara mengebor ke daerah panas
bumi pada kedalaman tertentu sehingga uap air dapat terbebaskan.
Selama
proses, di stasiun panas bumi dibor lubang seperti disebutkan di atas dan
dibuat sumur injeksi dimana air dingin dipompakan ke sumur. Air dingin ini
kemudian dialirkan melewati batu panas dan kemudian tekanan digunakan untuk
mengeluarkan air kembali. Setelah air panas mencapai permukaan, air tersebut
berubah menjadi uap, yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber daya. Nah, uap
yang sudah dibersihkan dan disaring lalu digunakan untuk menggerakkan turbin listrik,
yang pada gilirannya akan mengahasilkan energi listrik.
Kelebihan
Energi Geothermal
Bila
pembangkit listrik memanfaatkan tenaga panas bumi dilakukan dengan cara yang
benar, tidak ada produk samping yang berbahaya bagi lingkungan. Pemerhati lingkungan
pasti akan menyukainnya!
Pada proses produksi, tidak digunakan bahan bakar fosil. Selain itu, energi geothermal tidak menyebabkan efek rumah kaca apapun. Setelah pembangunan pembangkit listrik tenaga geothermal, hanya ada sedikit pemeliharaan. Dalam hal konsumsi energi, pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit energi mandiri. Keuntungan lain untuk energi geothermal adalah bahwa pembangkit listrik tidak harus yang besar untuk melindungi lingkungan alam.
Pada proses produksi, tidak digunakan bahan bakar fosil. Selain itu, energi geothermal tidak menyebabkan efek rumah kaca apapun. Setelah pembangunan pembangkit listrik tenaga geothermal, hanya ada sedikit pemeliharaan. Dalam hal konsumsi energi, pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit energi mandiri. Keuntungan lain untuk energi geothermal adalah bahwa pembangkit listrik tidak harus yang besar untuk melindungi lingkungan alam.
Kekurangan
Energi Geothermal
Ada
beberapa kekurangan pada energi geothermal. Pertama, Kita tidak bisa membangun
pembangkit listrik tenaga panas bumi di sembarang lahan kosong di suatu tempat.
Daerah tempat pembangkit energi geothermal yang akan dibangun harus mengandung
batu-batu panas yang cocok pada kedalaman yang tepat untuk pengeboran. Selain
itu, jenis bebatuannya harus mudah untuk dibor ke dalam. Hal ini penting untuk
menjaga area sekitar karena jika lubang dibor dengan tidak benar, maka mineral
dan gas yang berpotensi membahayakan bisa menyembur dari bawah tanah.
Pencemaran dapat terjadi karena pengeboran yang tidak tepat di stasiun panas
bumi. Dan juga, memungkinkan pula pada suatu area panas bumi tertentu terjadi
kekeringan.
Energi panas
bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi :
1. Energi
panas bumi “uap basah”
Pemanfaatan
energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi
berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin
generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk
di Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung
sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelumdigunakan untuk
menggerakkan Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air
panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah
menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat
memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara
uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk
menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam
bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.
2. Energi
panas bumi “air panas”
Air panas yang
keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut “brine”
dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air
panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada
pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi
panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu
wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat
penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan
turbin. Energi panas bumi “uap panas” bersifat korosif, sehingga biaya awal
pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya.
3.Energi
panas bumi “batuan panas”
Energi panas
bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat berkontak
dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri
dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap
panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk
menggerakkan turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam
perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang
memerlukan biaya cukup tinggi.
Potensi
Panas Bumi
Potensi
panas bumi Indonesia dapat dibagi dalam 2 (dua) kelas, yaitu : sumber daya dan
cadangan; yang masing-masing dibagi lagi menjadi subkelas-subkelas.
Kriteria
sumber daya terdiri dari :
1.
Spekulatif, dicirikan oleh terdapatnya manifestasi panas bumi aktif dimana luas
reservoir dihitung dari data geologi yang tersedia dan rapat dayanya
berdasarkan asumsi.
2.
Hipotesis, dicirikan oleh manifestasi panas bumi aktif dengan data dasar hasil
survei regional geologi, geokimia dan geofisika. Luas daerah prospek ditentukan
berdasarkan penyebaran manifestasi dan batasan geologi, sementara penentuan
suhu berdasarkan geotermometer.
Kriteria
cadangan terdiri dari :
1. Terduga,
dibuktikan oleh data pemboran landaian suhu dimana estimasi luas dan ketebalan
reservoir serta parameter fisika batuan dan fluida dilakukan berdasarkan data
ilmu kebumian terpadu, yang digambarkan dalam bentuk model tentatif.
2. Mungkin,
dibuktikan oleh sebuah sumur eksplorasi yang berhasil dimana estimasi luas dan
ketebalan reservoir didasarkan pada data sumur dan hasil penyelidikan ilmu
kebumian rinci terpadu. Parameter batuan, fluida dan suhu reservoir diperoleh
dari pengukuran langsung dalam sumur.
3. Terbukti,
dibuktikan oleh lebih dari satu sumur eksplorasi yang berhasil mengeluarkan
uap/air panas, dimana estimasi luas dan ketebalan reservoir didasarkan kepada
data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian rinci terpadu. Parameter batuan
dan fluida serta suhu reservoir didapatkan dari data pengukuran langsung dalam
sumur dan atau laboratorium.
Saat ini
terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas bumi (geothermal power plants)
yang dapat mengkonversi panas bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry
steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya
digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.
1.
Dry Steam Power Plants
Pembangkit
tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas (steam)
lang-sung diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja
menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari production well dialirkan
kembali ke dalam reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe tertua ini
per-tama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat ini masih
berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan
seperti yang ada di Geysers, California Utara.
2.
Flash Steam Power Plants
Panas bumi
yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C
dapat digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Fluida
panas tersebut dialir-kan kedalam tangki flash yang tekanannya lebih rendah
sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas yang disebut dengan flash inilah
yang menggerakkan turbin untuk meng-aktifkan generator yang kemudian
menghasil-kan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai ma-suk kembali ke
reservoir melalui injection well. Con-toh dari Flash Steam Power Plants adalah
Cal-Energy Navy I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field,
California, USA.
3.
Binary Cycle Power Plants (BCPP)
BCPP
menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi sebelumnya yaitu dry
steam dan flash steam. Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari
sumur pro-duksi (production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi
digunakan untuk memanaskan apa yang disebut dengan working fluid pada heat
exchanger. Working fluid kemu-dian menjadi panas dan menghasilkan uap berupa
flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar
turbin dan selanjutnya menggerakkan genera-tor untuk menghasilkan sumber daya
listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut
sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power Plants ini sebetulnya
merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.
Keunggulan
dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu ren-dah yaitu 90-1750C. Contoh
pene-rapan teknologi tipe BCPP ini ada di Mammoth Pacific Binary Geo-thermal
Power Plants di Casa Di-ablo geothermal field, USA. Diperkirakan pembangkit
listrik panas bumi BCPP akan semakin banyak digunakan dimasa yang akan datang.
Potensi Panas bumi Di Indonesia
Manifestasi panas
bumi diindonesia yang berjumlah tidak kurang dari 244 lokasi tersebar di Pulau
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Pulau
Sulawesi, Halmahera dan Irian Jaya, ini menunjukkan betapa besarnya kekayaan
energi panas bumi yang tersimpan di dalamnya.
No comments:
Post a Comment