Wednesday 10 June 2015

KEBUTUHAAN PSIKOLOGI MANUSIA





KEBUTUHAAN PSIKOLOGI MANUSIA


Oleh : Aryo Yudha Utama

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
1. Psikologi sebagai bagian dari filsafat Plato, Aristoteles, Thomas Aquino, Rene Descartes,
    John Locke, dan John Stuart Mill.
2.  Psikologi dipengaruhi oleh ilmu alam Helmholtz, Johan Muller, Weber, dan Fehner
3. Psikologi berdiri sendiri Willhelm Wundt
4.  Psikologi pada abad ke-20

Devinisi psikologi

      Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
      Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang secara global dibangun berdasarkan pandangan terhadap naluri dan otak. 


Kebutuhan Dasar Individu                                
Sebagai makhluk psiko-fisik, manusia sejak bayi sudah memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan psikis. Kebutuhan sosial psikologis seseorang akan semakin lebih banyak dibandingkan kebutuhan fisiknya sejalan dengan usianya. Secara umum setiap manusia  membutuhkan cinta kasih, penghargaan pribadi, pemenuhan kebutuhan fisik, pelatihan disiplin dan kesempatan untuk mengembangkan berbagai aspek kehidupannya.
Oleh karena itu sebagai makhluk psiko-fisik manusia memiliki potensi kehidupan yang memiliki dua manifestasi:
  1. Kebutuhan jasmani, menuntut pemuasan secara pasti apabila tidak dipenuhi bisa menyebabkan kematian pada manusia.
  2. Naluri kemanusiaan (secara Psikologi), menuntut pemuasan namun apabila tidak terpenuhi tidak akan menyebabkan kematian, tetapi akan menderita dan tergoncang akibat tidak terpenuhi kebutuhannya. Naluri-naluri tsb merupakan perasaan akan kelemahan dirinya, perasaan akan melestarikan keturunan dan perasaan untuk mempertahankan eksistensinya.
Sedangkan selain naluri diatas hanyalah manifestasi-manifestasi bagi naluri seperti mengagungkan Tuhan, menyanjung pahlawan, beribadah merupakan manifestasi dari naluri beragama. Kecenderungan suka terhadap lawan jenis, mencintai orang tua, istri, anak, saudara merupakan manifestasi dari naluri melestarikan keturunan. Rasa takut, sombong, cinta kedaulatan, marah, pemilikan merupakan manifestasi dari naluri mempertahankan diri.
  
 Teori Kebutuhan menurut Maslow

Maslow (1954) membagi berbagai aspek kebutuhan secara berjenjang menjadi 6 aspek kebutuhan, yang 5 diantaranya merupakan kebutuhan-kebutuhan individu yang bersifat psikologis.
Hierarki Kebutuhan Maslow.
Teori Kebutuhan menurut Lindgren
Sejalan dengan teori kebutuhan Maslow, pada pembahasan ini akan diambil suatu teori kebutuhan yang sifatnya mendasar yang dikembangkan oleh Lindgren (1980). Arti mendasar disini pada umumnya setiap individu memiliki kebutuhan ini. Lindgren mengklasifikasikan kebutuhan dasar individu menjadi 4 aspek, yang sebenarnya ada juga di dalam teori kebutuhan oleh Maslow.
 Klasifikasi 4 aspek kebutuhan tersebut adalah seperti berikut :
  •  Aktualisasi : Kebutuhan yang terkait dengan pengembangan diri yang   lebih rumit dan bersifat sosial. 
  • Kebutuhan untuk memiliki :
    Kebutuhan yang terkait dengan mencari teman, atau pegangan pada orang lain. 
  • Perhatian dan kasih sayang : Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memiliki. Bisa berupa kebutuhan untuk diperhatikan, diterima atau diakui teman.
  • Kebutuhan Jasmaniah, termasuk keamanan dan pertahanan diri :
    Berkaitan dengan pemeliharaan dan pertahanan diri yang sifatnya individual.
    Pembagian keempat aspek kebutuhan di atas juga bersifat hierarkis dari kebutuhan yang mendasar yaitu jasmani hingga aktualisasi diri.
    Sedangkan Morgan menyatakan bahwa orang dewasa memiliki empat kebutuhan, yaitu:
    1.   Kebutuhan untuk melakukan suatu aktivitas. Hal ini sangat penting bagi orang dewasa karena suatu aktivitas mengandung suatu kegembiraan baginya.
    2.   Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Banyak orang dewasa yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang dapat dinilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang lain. Hal ini sudah tentu merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut.
    3.   Kebutuhan untuk mencapai hasil. Suatu pekerjaan itu akan berhasil baik, kalau hasilnya mendapat “pujian”. Aspek pujian ini merupakan dorongan bagi orang dewasa untuk bekerja dengan giat.
    4.   Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin menimbulkan rasa rendah diri pada orang dewasa, tetapi hal ini dapat menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan atau keunggulan dalam bidang tertentu.
    Kebutuhan dasar manusia keberadaanya dalam lingkungan hidup juga menimbulkan masalah sikap kejiwaannya.
    A. Faktor Internal        
    Faktor internal yang mempengaruhi seseorang dapat berbeda-beda. Dalam kehadiran seseorang dalam lingkungan hal itu sangat tergantung pada:
    (1)   Jati diri yang merupakan refleksi dari egoisme seseorang, yakni dari kepercayaan diri, kemandirian maupun keyakinan akan kompetensi maupun perasaannya dalam kehidupan.
    (2)   Empati yakni kemampuan untuk mengenal dan memahami perasaan orang lain dalam sistem sosial dimana dia berada. Dengan empati seseorang akan berusaha untuk “kompromi” dalam menyesuaikan diri dengan sistem sosial dimana dia berada.
    (3)   Altruisme yakni sikap dan perilaku untuk berusaha menolong orang lain, bahkan kadang-kadang dengan mengesampingkan keperluan diri sendiri. Jadi sikap yang terpuji adalah gabungan antara egoisme, empati dan altruisme, karena dengan sikap ini sebenarnya seseorang juga harus memantapkan jati dirinya sendiri terlebih dahulu. Kepentingan orang lain yang harus di tolong pun harus berdasarkan menolongnya agar dia mampu mandiri untuk dapat mengikis ketergantungan pada orang lain.
    B.  Faktor eksternal 
              Dalam kehidupan bermasyarakat, kita juga sangat mendapatkan pengaruh faktor eksternal, yakni faktor perilaku kepedulian sesama dan faktor kehormatan.
    (1)   Kepedulian atau caring for, faktor diperhitungkan keberadaan kita; selengkapnya faktor eksternal yang kita harapkan adalah caring, loving and belonging within the society where one belongs.
    (2)   Kehormatan atau sikap esteem,mulai dari self-esteem, kehormatan diri antar sesama (lihat Maslow 1970).            
    C.  Faktor Transendental
    Tuhan menciptakan manusia dengan segenap perangkat dan pengada agar selalu berupaya meningkatkan kesejahteran hidupnya. Jadi hari esok harus lebih baik dari hari ini, sehingga rugilah kita kalau keadaan esok hari sama dengan hari ini.
    Perkembangan seorang anak hingga mencapai kedewasaan pada dasarnya memilki kebutuhan sosial psikologis yang juga ikut berkembang.
      

    Kebutuhan dasar manusia keberadaanya dalam lingkungan hidup juga menimbulkan masalah sikap kejiwaannya.
    A. Faktor Internal        
    Faktor internal yang mempengaruhi seseorang dapat berbeda-beda. Dalam kehadiran seseorang dalam lingkungan hal itu sangat tergantung pada:
    (1)   Jati diri yang merupakan refleksi dari egoisme seseorang, yakni dari kepercayaan diri, kemandirian maupun keyakinan akan kompetensi maupun perasaannya dalam kehidupan.
    (2)   Empati yakni kemampuan untuk mengenal dan memahami perasaan orang lain dalam sistem sosial dimana dia berada. Dengan empati seseorang akan berusaha untuk “kompromi” dalam menyesuaikan diri dengan sistem sosial dimana dia berada.
    (3)   Altruisme yakni sikap dan perilaku untuk berusaha menolong orang lain, bahkan kadang-kadang dengan mengesampingkan keperluan diri sendiri. Jadi sikap yang terpuji adalah gabungan antara egoisme, empati dan altruisme, karena dengan sikap ini sebenarnya seseorang juga harus memantapkan jati dirinya sendiri terlebih dahulu. Kepentingan orang lain yang harus di tolong pun harus berdasarkan menolongnya agar dia mampu mandiri untuk dapat mengikis ketergantungan pada orang lain.
    B.  Faktor eksternal 
              Dalam kehidupan bermasyarakat, kita juga sangat mendapatkan pengaruh faktor eksternal, yakni faktor perilaku kepedulian sesama dan faktor kehormatan.
    (1)   Kepedulian atau caring for, faktor diperhitungkan keberadaan kita; selengkapnya faktor eksternal yang kita harapkan adalah caring, loving and belonging within the society where one belongs.
    (2)   Kehormatan atau sikap esteem,mulai dari self-esteem, kehormatan diri antar sesama (lihat Maslow 1970).            
    C.  Faktor Transendental
    Tuhan menciptakan manusia dengan segenap perangkat dan pengada agar selalu berupaya meningkatkan kesejahteran hidupnya. Jadi hari esok harus lebih baik dari hari ini, sehingga rugilah kita kalau keadaan esok hari sama dengan hari ini.
    Perkembangan seorang anak hingga mencapai kedewasaan pada dasarnya memilki kebutuhan sosial psikologis yang juga ikut berkembang.
    Jenis-Jenis Kebutuhan Psikologi
    Menurut Murray (Hall & Lindzey, 1993), adanya kebutuhan dapat disimpulkan dari hal-hal sebagai berikut:
    a.    Akibat atau hasil akhir tingkah laku
    b.   Pola atau cara khusus tingkah laku yang bersangkutan
    c.    Perhatian dan respons selektif terhadap kelompok objek stimulus tertentu
    d.   Ungkapan emosi atau perasaan tertentu
    e.    Ungkapan kepuasan apabila akibat tertentu dicapai atau kekecewaan apabila akibat itu tidak tercapai.
      

    Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Murray (Hall & Lindzey) menggolongkan kebutuhan psikologi menjadi 20 jenis, sebagai berikut:
    1) Kebutuhan akan sikap merendah
    2) Kebutuhan akan berprestasi
    3) Kebutuhan akan afiliasi
    4) Kebutuhan akan agresi
    5) Kebutuhan akan otonomi
    6) Kebutuhan akan “counteraction
    7) Kebutuhan akan membela diri
    8) Kebutuhan akan sikap hormat
    9) Kebutuhan akan dominasi
    10) Kebutuhan akan eksibisi (menonjolkan diri)
    11) Kebutuhan akan menghindari bahaya
    12) Kebutuhan akan menghindari rasa hina
    13) Kebutuhan akan sikap memelihara
    14) Kebutuhan akan ketertiban
    15) Kebutuhan akan permainan
    16) Kebutuhan akan penolakan
    17) Kebutuhan akan keharuan
    18) Kebutuhan akan seks
    19) Kebutuhan akan pertolongan dalam kesusahan
    20) Kebutuhan akan pemahaman
    Dari 20 macam kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray tersebut, Edwards menyusun sebuah alat inventori kepribadian, yang disebut sebagai Edwards Personal Preference Schedule, yang mengukur 15 macam kebutuhan manusia, yaitu:
    1)   Achievement needs, yaitu kebutuhan seseorang untuk mencapai prestasi baik dalam bidang akademis maupun dalam kehidupan sosial
    2)   Order needs; kebutuhan seseorang untuk menyesuaikan diri, mengikuti, menuruti norma yang berlaku di lingkungan
    3)   Deference needs; kebutuhan seseorang akan ketertiban, keteraturan, dan kerapihan yang menunjukkan tanggung jawab
    4)   Exhibition needs; kebutuhan untuk menunjukkan diri, optimimis, percaya diri atau bisa juga pamer diri.
    5)   Autonomy needs; kebutuhan untuk melakukan sesuatu hal secara mandiri, tidak dipengaruhi oleh orang lain, merasa bebas melakukan dan membuat keputusan sendiri
    6)   Affiliation needs; kebutuhan untuk menjalin hubungan social dengan orang lain, terlibat dalam kegiatan kelompok ataupun setia dengan teman
    7)   Intraception needs; kebutuhan untuk mengetahui keadaan perasaan dan alasan dari sikap/perilaku orang lain
    8)   Succorance needs; kebutuhan untuk mendapatkan bantuan atau dukungan dari orang lain saat menghadapi kesulitan
    9)   Dominance needs; kebutuhan untuk mempengaruhi, memimpin dan mendominasi orang lain.
    10)   Abasement needs; kebutuhan untuk merasa bersalah saat melakukan kesalahan atau menjadi orang yang disalahkan
    11)   Nuturance needs; kebutuhan untuk memperlakukan orang lain dengan kasih sayang, menolong dan membimbing orang lain
    12)   Change needs; kebutuhan akan adanya perubahan, melakukan sesuatu yang berbeda, mengalami sesuatu yang baru dan jauh dari rutinitas
    13)   Endurance needs; kebutuhan untuk tetap bertahan sampai selesai dalam mengerjakan sesuatu/tugas atau berusaha keras dalam menyelesaikannya
    14)   Heterosex needs; kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, terlibat dalam kegiatan social dengan lawan jenis
    15)   Aggression needs; kebutuhan untuk mencapai tujuan yang progresif
    Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa tersebut merupakan perpaduan antara kebutuhan yang bersumber pada dirinya dan tuntutan lingkungannya. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, orang dewasa dituntut untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
    Beberapa kebutuhan psikologis pada diri seorang individu agar individu tersebut mampu mengembangkan kepribadiannya secara sehat (Elmira, 1997),
    1)   Adanya kebutuhan untuk dihargai atas prestasi yang dicapainya
    2)   Adanya kebutuhan untuk dapat menyesuaikan diri dengan tata cara/aturan-aturan lingkungannya.
    3)   Adanya kebutuhan untuk bertanggung jawab atas tugas-tugas yang telah dilaksanakannya
    4)   Adanya kebutuhan untuk dapat diterima apa adanya oleh lingkungannya
    5)   Adanya kebutuhan untuk mandiri
    6)   Adanya kebutuhan untuk mendapatkan teman-teman dan orang-orang yang dapat menjalin pergaulan secara hangat dan harmonis
    7)   Adanya kebutuhan untuk terlbat secara emosional dengan lingkungannya
    8)   Adanya suatu kebutuhan untuk dimanjakan oleh orang lain
    9)   Adanya kebutuhan untuk mengadakan suatu perubahan ke arah yang lebih baik.
    10)       Adanya kebutuhan untuk dapat menyalurkan dorongan emosinya.
      
    10/06/2015
     

No comments:

Post a Comment